Sejarah Nama BEKASI

Berkas:Prasasti tugu.jpg
Prasasti Tugu peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanagara yang mencantumkan nama Candrabhaga, cikal nama Bekasi. 
Ada beberapa penafsiran tentang asal-usul nama Bekasi. Mulai dari kota tempat barang bekas dan kemudian dikasih, jadilah Bekasi. Ada juga yang bilang berasal dari kata berkasih-kasih. Sebab banyak orang pacaran di pinggir kali. Dari kata berkasih menjadi Bekasi. Juga ada yang mengatakan bahwa Bekasi itu berasal dari Bekas Kandang Besi.
Namun, dari sekian banyak teori tentang asal-usul nama Bekasi muncul, setidaknya yang paling ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan secara akademisi adalah berdasar pendapat Prof. Dr. R.M Ng. Poerbatjaraka (1884-1964), seorang Ahli Bahasa Jawa Kuno dan Sanskerta. Perubahan kata dari Candrabhaga menjadi Bekasi pertama kali dilontarkannya pada tahun 1951. Sebagai seorang filolog (orang yang memiliki ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis, yang merupakan kombinasi dari kritik sastra, sejarah, dan linguistik), dia berpendapat bahwa berdasarkan tugu yang ditemukan di Cilincing (saat itu masuk daerah Bekasi) kata Bekasi berasal dari kata Candrabhaga, nama sungai yang mengalir yang tertera dalam prasasti Tugu tersebut.
Memang dalam banyak sumber tentang Bekasi. Terdapat tulisan yang menyatakan bahwa entah bagaimana ceritanya tiba-tiba dari kata Candrabhaga, lalu Sasibhaga, terus Bhagasasi, Bacasie, dan menjadi Bakassi, dan terakhir Bekasi. Sepertinya penjelasan yang sedikit ilmiah adalah jika penjabaran perubahan atau evolusi nama Bekasi berdasarkan urutan sejarah penguasa di Bekasi yang kemudian ikut memengaruhi penamaan Bekasi.
Awalnya dari kata Candrabhaga sebagaimana tercantum dalam prasasti. Kemudian saat Kerajaan Sriwijaya menancapkan kukunya di bumi Bekasi setelah mengalahkan Kerajaan Tarumanagara, kebudayaan melayu pun mulai merangsek secara perlahan tapi pasti. Termasuk bahasa melayu itu sendiri yang kemudian menggantikan peran bahasa sunda kuno yang mulai bergeser ke arah Kerajaan Sunda. Yang itu berarti terdapat perubahan struktur bahasa. Menurut Poerbatjaraka, bahasa Sansakerta termasuk bahasa yang berdasarkan hukum bahasa M-D (Menerangkan-Diterangkan), sama halnya seperti Bahasa Inggris maupun Jepang. Sedangkan Kerajaan Sriwijaya yang menggunakan Bahasa Melayu berdasar hukum D-M (Diterangkan-Menerangkan). Dengan begitu terdapat perubahan struktur bahasa. Termasuk perubahan nama dari Candrabhaga menjadi Bhagacandra.
Hingga kemudian Bekasi yang bagian dari Karawang dikuasai oleh Kesultanan Mataram. Pengaruh Mataram begitu terasa pada daerah kekuasaan Kerajaan Sumedanglarang, dimana Karawang masuk di dalamnya. Diantaranya adalah terdapat struktur bahasa halus dan kasar dalam Bahasa Sunda di Jawa Barat. Suatu tingkatan bahasa yang tidak ditemukan sebelumnya di Kerajaan Pajajaran (kemudian pecah menjadi Kerajaan Sumedanglarang dan Kesultanan Banten). Beda halnya dengan Bahasa Sunda di Banten yang tidak mengenal tingkatan. Karena memang Banten tidak pernah dikuasai oleh Mataram, malah Banten merupakan pesaing ketat Mataram saat itu.
Pengaruh Mataram tersebut juga diperkirakan ikut menyentuh nama Bhagacandra. Kata Candra dalam bahasa Sanskerta adalah sama dengan kata Sasi dalam Bahasa Jawa yaitu bulan, sedangkan kata Bhaga artinya bagian. Dengan demikian terdapat peralihan dari Bahasa Sansakerta, Bhagacandra, menjadi Bhagasasi dalam bahasa Jawa. Sehingga bisa dikatakan Bhagasasi adalah Bagian Dari Bulan. Dalam pengucapannya sering disingkat dari Bhagasasi ke Bhagasi.
Setelah Mataram, berlanjut ke Belanda. Pada masa inilah dokumen tertulis pertama yang memuat kata Bekasi muncul. Menurut data Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dari dokumen Realia file 868 folio 7, VOC yang saat itu dipimpin oleh J. Maetsuyker mengeluarkan suatu dokumen tentang Bekasi pada 13 Desember 1655. Dokumen yang menceritakan tentang digunakannya kali Bekasi sebagai jalur transportasi dalam membawa barang-barang.


Tulisan Bekasi yang pertama ditulis pada 13 Desember 1655. Lihat pada paragraf pertama baris ketiga. Sumber: ANRI

Oleh: Endra Kusnawan
Endra Kusnawan
Endra Kusnawan Orang yang senang belajar sesuatu hal yang baru. Saat ini bekerja di sebuah perusahaan kelapa sawit bagian ngurusin CSR. Waktu luangnya digunakan untuk berbagi pengetahuan seputar sejarah, pelatihan dan motivasi. Dalam konteks sejarah, merupakan pendiri Grup diskusi di Facebook, Wisata Sejarah Bekasi, sejak 26 Januari 2013. Juga merupakan pendiri sekaligus Ketua Komunitas Historia Bekasi sejak Agustus 2016. Bisa dihubungi 0818.0826.1352

Tidak ada komentar untuk "Sejarah Nama BEKASI"